From my mind.... Peneki (Wajo), 26 September
2012) at my sweet room pagi ini, suhu udara sangat dingin.... membangunkanku
dari tidurku untuk segera bergegas untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah
terdengar suara mama dan menunjukkanku pekerjaan yaitu membuat jus wortel.
Katanya minum jus wortel itu menyehatkan dan memperindah kulit, heheheh... but
ini bukan inti dari tulisan ini.... intinya adalah,,,,,,, tedeng-tedeng : pas
saya masuk kamar, terlihat ada buku di rak buku, dan mata saya tertuju pada
satu buku dengan judul 40 masalah agama III. Dalam pikiran saya, buku ini pasti
milik ayah saya. Terus saya buka daftar isinya dan mataku tertuju pada bab yang
membahas “memfilmkan Nabi” wow, langsung saya mengingat kejadian yang
akhir-akhir ini terjadi di berbagai belahan dunia khususnya negara-negara islam
yang mengecam pembuatan film “Innocence of Muslim” oleh seorang sutradara dari
Amerika termasuk Indonesia itu sendiri. Wow, film ini sangat menggemparkan
dunia dan membuat masyarakat muslim beraksi dan memprotes hal tersebut.
Bagaimana tidak, seorang nabi yang sangat kami muliakan sebagai seorang muslim
dihina dengan menggambarkannya dalam sebuah film yang berjudul “innocence of
muslim”, dan paling menyakitkan bagi hati seorang muslim, nabi Muhammad
digambarkan sebagai tokoh yang tidak baik seperti melakukan pembunuhan dan seks
bebas. Hal ini tentu sangat berbanding terbalik dengan Nabi Muhammad SAW.
Terkait dengan buku yang saya temukan dan baca,,, dalam buku ini menjelaskan
tentang larangan memfilmkan Nabi-Nabi. Berbagai hadist yang intinya menyerukan
bahwa memfilmkan Nabi sama halnya dengan yang pertama : berbohong, karena apa
yang digambarkan sangat berbeda dengan nabi yang sebenarnya, tidak ada di dunia
ini yang sama dengan Nabi Muhammad SAW, kedua : sama halnya memperolok-olok dan
mempermainkan Nabi, mengapa demikian karena dalam film terkadang digambarkan
seorang Nabi yang melakukan hal yang dapat ditertawakan, sementara hal tersebut
sama saja mempermainkan Nabi dan Agama kita... Satu hal yang harus kita ketahui
bahwa, tidak ada yang bisa menggambarkan Nabi, karena Nabi Muhammad tidak
pernah meninggalkan fotonya, jadi tidak ada yang tau perawakan Nabi seperti
apa. Syeitan saja pada masa itu tidak sanggup bergaya mementaskan dirinya
seperti Nabi Muhammad, jadi bagi orang yang mengentaskan Nabi adalah orang yang
lebih jahat dari syeitan, syeitan yang paling jahat saja tidak sanggup, jadi
yang mementaskan dirinya seperti Rasulullah lebih jahat dari syeitan,
Naudzubillah...