Selasa, 12 November 2013

Mengenang 5 Tahun kepergian Pung Sanji

Mungkinkah ada yang namanya keluarga di luar hubungan darah? Jawabannya ia, karena saya telah mengalami hal tersebut. Kehangatan keluarga yang saya pernah rasakan di luar hubungan darah yaitu pada saat kelas 1 SMA. Saat itu saya ngekost di kota untuk melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas. Kasih sayang dari seorang teman kost seorang perempuan berumur 40an tahun tapi belum menikah. Dia sangat menyayangi saya layaknya saya anaknya. Membelikan saya kue untuk sarapan pagi saya sebelum berangkat sekolah, menemani saya, menasehati saya. Saya sadar kalau dia bukan siapa-siapa saya, karena sebelumnya saya berpikir mana ada orang yang bisa berbuat baik seperti yang dia lakukan ke saya, keluarga saja kadang tidak sebaik itu. Saya sangat senang dan juga sangat menyayangi dia.

Seiring dengan berjalannya waktu, saya pun kelas 3 SMA, dan teman kost saya itu sakit parah. Karena sudah tidak bisa bangun dari tempat tidur lagi, akhirnya dia dikembalikan untuk dirawat oleh kakaknya di rumah. Saat itu saya merasa kehilangan. Saya  tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa memberi perhatian yang sama dengan apa yang selama ini dia berikan ke saya. Yang saya berikan hanya doa untuk meringankan penyakitnya dan semoga lekas sembuh. Harapan saya sangat besar agar teman kost saya bisa pulih dan kembali seperti dulu lagi. Namun, kadang apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Malam, sepulang dari les sore di sekolah saya mendapat sms dari keponakannya kalau teman kost saya meninggal. Tidak terasa air mata mengalir di pipi saya, terbayang senyum tulus dari seorang ibu yang selama ini menyayangi saya dan memberi perhatian kepada saya. Pada saat itu saya berdoa semoga beliau mendapat tempat yang baik di sisi Allah. Dan bersama dengan teman-teman kost, saya ke rumah untuk melayat.

Selamat tinggal Pung Sanji, semoga segala kebaikanmu diterima di sisi Allah dan semoga engkau tenang di sisi Allah. Terima kasi atas semua yang Pung. Sanji berikan kepada saya. Saya belum sempat membalas semua jasa-jasa Pung.Yang bisa saya berikan adalah doa dan kiriman surat Al-fatiha  untuk Pung Sanji agar tenang di sana.

Kadang saya merindukan moment-moment sama Pung Sanji namun semua itu tinggal kenangan. Kenangan yang memberikan pelajaran buat saya kalau tidak hanya hubungan darah saja yang bisa membuat orang berbuat baik dengan sesama namun kalau ada yang namanya ketulusan dari orang lain.
ketulusan, keikhlasan dan keinginan untuk memberi dan membantu sesama.

Makasih Pung Sanji.



2 komentar:

  1. hey salmi, makasih sdh bekunjung....
    pung Sanji itu teman kost sy, dia itu ibu2 yang bik skli sama sy pas sy ngekost wktu SMA,

    BalasHapus