Di saat waktu senggang sering
terlintas di pikiranku sebenarnya untuk apa aku hidup di dunia ini?
Berawal dari bayi yang masih
dalam kandungan hingga ditunggu-tunggu kelahirannya untuk segera melihat dunia
ini. Setelah dilahirkan tumbuh menjadi balita, masa kanak-kanak. Kemudian memasuki
sebuah sekolah yang mengajarkan kita bagaimana kehidupan bermasyarakat. Dari dunia
pendidikan di sekolah yang membentuk kepribadian kita. Masa kecil yang diisi
dengan belajar sementara kadang bermain pun susah karena harus belajar.
Seiring dengan berjalannya waktu
mengenyam pendidikan SD, SMP, SMA, kuliah dan akhirnya mendapat gelar Sarjana.
Setelah mendapat gelar akhirnya
mencoba untuk melamar kerja. Bersama teman-teman mencari perusahaan yang membutuhkan
tenaga kerja. Hari-hari dilalui seperti itu dengan mengirimkan berkas lamaran
kerja baik melalui e-mail maupun diantar langsung ke perusahaannya.
Setelah melewati test masuklah
menjadi staff. Merintis karir dengan berusaha professional. Tenggelam dengan
tumpukan kerjaan. Kadang stress kadang senang. Orang bekerja tentunya untuk
mencari uang. Uang banyak membuat kita semakin dihargai oleh orang lain. Seperti
itulah kenyataannya sekarang.
Setelah kerja harus memikirkan
untuk kuliah lagi. Pengen karir menanjak terus. Uh, manusia memang ga pernah
puas selalu mau di atas dan di atas. Tapi apa yang terjadi ketika semua yang
kita inginkan untuk selalu berada di atas malah yang didapat sebaliknya. Karir yang
dulunya cemerlang menjadi redup. Yang dulunya orang-orang datang berkumpul
untuk menjadi teman, tapi sekarang malah menjauh. Kita jadi hidup sendiri. Yang
sebelumnya apa-apa bisa terbelikan tapi sekarang sesuap nasi pun tak sanggup
mendapatkannya. Dengan kejadian seperti itu, apakah kita tetap sabar atau malah
membuat kita semakin jauh kepada-Nya dan menganggap kehidupan ini begitu tidak
adil. Apakah kita merasa kalau kita hidup di dunia sebagai sampah masyarakat
saja karena kita merasa sudah tidak berguna lagi. Hari-hari dilalui dengan
merasa bahwa waktu itu lambat sekali jalannya. Akhirnya terserang penyakit dan
mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup dari keterpurukan ini dengan
sia-sia.
Dengan merenungi hal tersebut. Saya
tidak mau seperti itu, saya mau hidup saya bermakna. Saya harus punya orientasi
hidup yang tidak hanya mementingkan kehidupan dunia, tetapi orientasi hidup
saya dengan menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Karena semua kita
sadari bahwa kehidupan kita akan berakhir. Lihatlah setiap hari baik di lingkungan
kita maupun di media selalu ada berita kelahiran dan kematian. Artinya di dunia
ini kalau ada permulaan pasti ada akhirnya. Begitu pun dengan diri saya. Setelah
saya dilahirkan dan merasakan hidup tentu suatu saat nanti entah kapan
kehidupan saya akan berakhir. Tentunya saya berharap berakhir dengan keadaan
yang baik. Tentu tidak hanya diucapkan tetapi harus ada tindakan. Orientasi saya
supaya bisa mencapai kesuksesan dunia akhirat : selalu mendoakan orang tua saya
karena amalan yang tidak pernah putus adalah doa anak saleh untuk ibu bapaknya.karena
itulah hal yang paling dibutuhkan orang tua ketika menghadap ke Ilahi. Berusaha
keras untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Selalu berusaha
untuk tangan berada di atas yaitu dengan membantu sesama dan bermanfaat buat
orang lain sehingga waktu kita tidak terbuang sia-sia dan akan terbentuk
persahabatan yang hangat dengan sesama, berusaha menikmati hidup ini dengan
selalu berucap syukur, bekerja dan menyediakan waktu untuk refreshing. Ketika ada
suatu masalah selalu mencarikan solusi, tidak menghadapinya dengan emosi karena
sadar atau tidak setiap tindakan yang kita lakukan selalu ada dampaknya dan
kita harus bersiap dengan dampaknya yang tidak hanya siap menghadapinya tetapi
bersiap dengan tindakan apa yang bisa menjadi solusinya.
Kadang aku ragu, apakah saya bisa
melakukan seperti itu, tapi selalu kucoba untuk meyakinkan diri kalau aku pasti
bisa.
Hidup harus lebih bermakna. Semangat!
Ya Allah lindungilah aku dan semoga hidupku bisa kumanfaatkan buat sesama dan
akhiri hidupku dengan keadaan khusnul khotimah.
Ehmm,, seperti biasa kalimat yang kamu buat membuat aku takjub.... woowwwww.. tulisan yang bagusssssss.......
BalasHapusCioooouuuuuuuuuuu Mochiiiii ^_^
ini pertama kalinya aku berkunjung ke blog mu Ummu....
Tapi yahhhh kalo kita sama2 kan kamu selalu buat kalimat yang dalammmm...... ternyata di tulisan juga kamu bikinnya kaya gituuuuuu.......